SEGALA SESUATU YANG ADA DALAM BLOG INI HANYA UNTUK PENGETAHUAN.. PENULIS TIDAK BERTANGGUNG JAWAB ATAS APAPUN KERUGIAN YANG TIMBUL AKIBAT PENGGUNAAN YANG SALAH (DO WITH YOUR OWN RISK)

Kamis, 24 November 2011

Perbandingan antara Orde Baru dengan Reformasi

ORDE BARU
Orde baru adalah sebutan bagi masa pemerintahan Presiden Soeharto di Indonesia. Orde Baru menggantikan Orde Lama yang merujuk kepada era pemerintahan Soekarno. Orde Baru hadir dengan semangat "koreksi total" atas penyimpangan yang dilakukan oleh Soekarno pada masa Orde Lama.
Orde Baru berlangsung dari tahun 1966 hingga 1998. Dalam jangka waktu tersebut, ekonomi Indonesiaberkembang pesat meskipun hal ini terjadi bersamaan dengan praktik korupsi yang merajalela di negara ini. Selain itu, kesenjangan antara rakyat yang kaya dan miskin juga semakin melebar.

REFORMASI
Reformasi secara umum berarti perubahan terhadap suatu sistem yang telah ada pada suatu masa.
Di Indonesia, kata Reformasi umumnya merujuk kepada gerakan mahasiswa pada tahun 1998 yang menjatuhkan kekuasaan presidenSoeharto atau era setelah Orde Baru
Kendati demikian, kata Reformasi sendiri pertama-tama muncul dari gerakan pembaruan di kalangan Gereja Kristen di Eropa Barat pada abad ke-16, yang dipimpin oleh Martin Luther, Ulrich Zwingli, Yohanes Calvin, dll.

PERBANDINGAN PADA SEGI EKONOMI

Pada era Orde Baru dan Reformasi pada dasarnya memiliki persamaan dan perbedaan, sama-sama masih terdapat ketimpangan ekonomi, kemiskinan, dan ketidakadilan Setelah Indonesia Merdeka, ketimpangan ekonomi tidak separah ketika zaman penjajahan namun tetap saja ada terjadi ketimpangan ekonomi, kemiskinan, dan ketidakadilan. Dalam 26 tahun masa orde baru (1971-1997) rasio pendapatan penduduk daerah terkaya dan penduduk daerah termiskin meningkat dari 5,1 (1971) menjadi 6,8 (1983) dan naik lagi menjadi 9,8 (1997). Ketika reformasi ketimpangan distribusi pendapatan semakin tinggi dari 0,29 (2002) menjadi 0,35 (2006). Sehingga dapat dikatakan bahwa kaum kaya memperoleh manfaat terbesar dari pertumbuhan ekonomi yang dikatakan cukup tinggi, namun pada kenyataanya tidak merata terhadap masyarakat.Pada Orde Baru Hampir semua jajaran pemerintah koruptor (KKN) sedangkan pada era Reformasi Walaupun sudah dibongkar dan dipublikasi di mana-mana dari media massa, media elektronik,dll tetap saja membantah melakukan korupsi. Hal ini menimbulkan krisis kepercayaan masyarakat yang sulit untuk disembuhkan akibat praktik-pratik pemerintahan yang manipulatif dan tidak terkontrol. o Kebijakan Pemerintah Sejak pemerintahan orde lama hingga orde reformasi kini, kewenangan menjalankan anggaran negara tetap ada pada Presiden (masing-masing melahirkan individu atau pemimpin yang sangat kuat dalam setiap periode pemerintahan sehingga menjadikan mereka seperti “manusia setengah dewa”).




OBSERVATION
Menurut survei yang dilakukan oleh IndoBarometer dengan tema "Evaluasi 13 Tahun Reformasi dan 18 Bulan Pemerintahan SBY - Boediono" menunjukkan kepuasan masyarakat pada penanganan hukum pada masa Reformasi hanya unggul tipis dari masa Orde Baru yakni 7 persen. Survei menemukan, 34, 3 persen memilih penegakan hukum di era Reformasi memuaskan, dan 27,6 persen memilih Orde Baru yang lebih memuaskan.

Berikut beberapa perbandingan baik serta buruk dari masa Orde Baru S/d Reformasi :

Bidang Hukum : Mayoritas responden menyatakan bahwa Reformasi dibidang hukum lebih maju bahkan lebih baik di Zaman Reformasi ketimbang di Zaman Orde Baru. Namun menurut Indobarometer angkanya tipis.

Dibidang Ekonomi : Survey mengatakan Bahwa Orde Baru lebih baik daripada di Zaman Reformasi sekarang ini.

Dibidang Politik : Dengan perbedaan angka yang tipis, Orde baru masih lebih baik dibanding di zaman Reformasi.

Menurut survey pula bahwa tuntutan masyrakat yang belum banyak terpenuhi di masa reformasi adalah :

• Penegakkan hukum yang adil
• Pengusutan terhadap kasus korupsi
• Pengadilan dan pengusutan kasus-kasus Korupsi yang dilakukan oleh kroni-kroni Pa Harto.


"Mayoritas publik menyatakan bahwa Orde Baru lebih baik dalam bidang politik, ekonomi, sosial dan keamanan. Namun untuk kondisi hukum yang lebih baik adalah di orde Reformasi," ujar Direktur Eksekutif Indo Barometer M Qodari di Hotel Atlet Century, Jakarta, Minggu 15 Mei 2011.


KESIMPULAN

Kalau kita lihat secara akumulatif perekonomian di Indonesia pada era Orde baru dan Reformasi, jumlah kemiskinan di era Reformasi masih lebih tinggi dibandingkan di era Soeharto Fakta yang demikian ini berarti bahwa sektor primer (pertanian) yang di era Soeharto memiliki kontribusi lebih besar dibandingkan era satu dekade terakhir terbukti dapat mengurangi angka kemiskinan. Ini memang logis, karena sektor pertanian merupakan sektor ekonomi yang paling banyak dihuni oleh kelompok masyarakat miskin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar